Dedi Mulyadi: Ade Londok Harus Belajar ke Sule, Jangan Putus Asa

Kolase Ade Londok dan Dedi Mulyadi
MediaPurwakarta.com |
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan, Ade Londok sebagai artis yang muncul secara tiba-tiba melalui media sosial dan terorbit dalam pentas hiburan komedi di televisi nasional, ia harus banyak belajar kepada Sule.

Menurut Kang Dedi saapan akrabnya, bagaimanpun Ade Londok itu berangkat dari kultur Sunda yang bergaul pada homogenitas penggemar. Sehingga banyak orang yang tertarik dengan Ade Londok karena bicaranya ceplas-ceplos.

"Bagi orang Sunda sangat menarik dengan gaya bicara itu di tengah tradisi orang Bandung yang terkenal memiliki undak-unduk bahasa yang memadai," kata Kang Dedi, Sabtu (7/11/2020).

Sementara dalam pentas komedi baik di televisi maupun panggung Jakarta, pelawak hari ini tidak berkumpul homogen, tidak seperti dulu.

"Sama halnya dengan grup pelawak terkenal dengan anggota Kang Ibing dan Aom Usman, itu juga berangkat dari homogenitas etnik, ada pimpinan rombongannya," kata Kang Dedi.

Lanjut Kang Dedi, namun dalam pentas hiburan hari ini orang hidup secara individual, kemudian harus manggung dengan pelawak lain dari ragam etnik dan latar belakang kehidupan.

"Sehingga pelawak juga harus mampu menyesuaikan diri," kata Kang Dedi

Kang Dedi menambahkan, proses adaptasi itu sangat penting karena ada kanekaragaman kultur. Tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa persaingan individu pelawak itu sangat tinggi, sehingga kehati-hatian berucap, bersikap, dan perlunya adaptasi itu sangat penting.

"Ade Londok memang terlalu singkat untuk bisa terbang ke Jakarta dari hidup di Bandung yang serba sangeunahna (seenaknya) dan dalam kehidupan terbuka," katanya.

Namun menurut Kang Dedi meminta kepada Ade Londok, jangan putus asa, apalagi sampai mengatakan kapok lagi tampil di TV. 

"Jangan (putus asa). Tetap popularitas yang dimiliki harus dijaga agar ritmenya terjaga. Terus sesuaikan diri, adaptif dengan tema yang baru diusung. Kan melucu itu bisa dengan cerdas," kata Kang Dedi.

Kang Dedi mengatakan, orang Sunda itu tidak boleh epes meer (mudah patah semangat) ketika menghadapi masalah. Jangan ada kata kapok. Jangan pundungan (mudah ngambek).

"Tetap bersemangat, berbagai kekeliruan, kekurangan yang terjadi saat ini segera diperbaiki," katanya.

Dedi menambahkan, masalah ucapan dia kasar, itu ucapan seorang jawara. Seorang jawara itu ketika masuk pakalangan (medan laga), tidak ada kata menyerah atau mundur.

"Ade Londok itu harus struggle se-struggle ucapannya. Mentalnya harus sekeras ucapannya," ujar Kang Dedi.

Menurut Dedi, Ade Londok perlu memiliki manajer andal untuk mengelola materi.

"Bagamana pun dia harus banyak membaca dan memahami kondisi sosial masyarakat kalau ingin maju dan bertahan di dunia hiburan," pungkasnya.(red)